Hujan, Pasar Ngemplak Becek dan Bau




Pendapatan Penjual Turun 50 %

TULUNGAGUNG – Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Tulungagung dalam seminggu terakhir, membuat sejumlah sarana umum di berbagai wilayah rusak dan kumuh. Seperti yang terlihat di komplek Pasar Tradisonal Ngemplak misalnya, jalan penghubung di area pasar becek dan tergenang air. Selain mengeluarkan bau yang tak sedap, akibatnya transaksi penjualan para pedagang terus menurun.

Disampaikan Tantri (40), pedagang mracangan di komplek pasar Ngemplak mengaku, kondisi buruknya jalan pasar sudah terjadi sejak seminggu terakhir. Akibat tingginya intensitas hujan akhir-akhir, jalan penghubung pasar juga banyak yang tergenang air. Karena bau, pembeli yang berbelanja ke pasar juga terus menurun.

“Ya seperti ini kalau hujan. Jalan jadi bau dan kumuh. Pembeli juga sepi mas,” jelas Tantri, Sabtu (31/01).

Pedagang yang menempati lapak pasar Ngemplak puluhan tahun itu mengaku, pendapatannya dalam beberapa hari terakhir juga terus menurun. Katanya, penurunan pendapatannnya mencapai 50 % lebih. Meski kondisi ini sudah menjadi kejadian tahunan, katanya akibat pembangunan jalan penghubung luar pasar dengan dalam pasar disejumlah tempat, buruknya jalan ini menjadi yang terparah.

“Kita sebenarnya sudah musyawarah untuk pengebrukan jalan dengan sesama pedagang. Ini kan
tahunan. Tapi karena swadaya kecil, jadi kita urungkan saja,” tambah Sulamah, pedadang pisang yang menempati lapak sisi timur area Pujasera Tulungagung, Sabtu (31/01).

Menurutnya, kondisi jalan penghubung yang masih berupa jalan tanah tersebut sering tergenang air. Karena di sejumlah titik jalan tidak disertai selokan pembuangan air, tumpahan air hujan kerap menggenangi badan jalan. Selain becek dan mengeluarkan bau yang tak sedap, membuat sejumlah pembeli mengurungkan niatnya untuk berbelanja ke pasar.

Dari pantauan Surabaya Pagi di lokasi, kondisi buruknya jalan penghubung pasar Ngemplak hampir terjadi di hampir seluruh wilayah. Meski sebagian jalan utama sudah dibangun dengan menggunakan paving, tak menjamin kondisi jalan bebas air.

Seperti di pinggir jalan kawasan pasar Ngemplak terlihat, saluran air juga banyak yang mampet. Timbunan sampah juga menghambat saluran air, yang menyebabkan timbulnya bau yang tak sedap. “Jarang dari pasukan kebersihan yang melakukan pembersihan di pasar. Bahkan mungkin hanya dua bulan sekali. Ya resah mas,” tutur Hendra, salah satu pedagang CD menambahkan.n.ryn.


Komentar

Postingan Populer