Menghargai, walau hanya sebutir nasi


Surabaya, Rabu (29/4) Pk 05.00 WIB

Sebuah pengalaman yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya kawan. Bagaimana saya memperlakukan sebutir nasi yang menjadi begitu berharga. Tau kenapa? hanya gara-gara membaca sebuah tulisan.

Waktu itu, saya mampir ke warung makan di Jalan Wonosari Kidul Surabaya bersama seorang rekan. Sambil menunggu pesanan, saya celingak-celinguk dan tertarik pada sebuah pajangan di tembok sisi kiri ruang kasir warung itu, yang bertulis "Nilai Luhur sebutir Nasi". Dari judulnya awalnya tidak tertarik untuk membacanya. Tapi karena saran rekan saya, saya "aga" terpaksa untuk melanjutkan membaca tulisan itu.

Diceritakan dalam sebuah hitungan sederhana, jumlah penduduk Indonesia sebut saja 250 juta jiwa. Orang pasti makan paling tidak sehari 3 kali. Yang namanya makan, kadang Kita tidak menyadari benar-benar bersihkah nasi dari atas piring kita?. Kalau sisa 3 butir nasi saja, berarti ada 750 juta butir nasi yang dibuang sia-sia (3x250 juta). Tapi sekali lagi, benarkah kita "membuangnya" hanya 3 butir nasi?

Dalam hitungan perkilogram, ada 50 ribu butir beras (ngutip sumber tulisan), berarti kalau dihitung total, ada 15 ton beras yang dibuang percuma.

Kalau 1 kg beras cukup untuk 10 orang, berarti beras 15 ton sebenarnya cukup untuk 150 ribu orang makan.

Padahal Kita tahu, kelaparan masih ada saja di bumi ini. Tidak perlu jauh, daerah timur atau tetangga kita, mungkin masih ada yang nyari makan saja susah. Lihat saja link nya ya. http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/06/15/n76zf7-pbb-50-ribu-anak-sudan-selatan-terancam-mati-kelaparan

Petani di desa tentu memperlakukan tanaman padinya seperti anak. Bagaimana melawan kecemasan dari ancaman gagal panen, serangan wereng, tikus dan ancaman kekeringan. Begitu susahnya.

Tapi akan menjadi sebuah ironi, kalau kita memperlakukan sebutir nasi bagai makanan yang tidak berharga. Mungkin alasan kenyang jadi alasan. Tapi bukan alasan lagi kalau membuang nasi dari piring kita ke tempat sampah, gara-gara "kemaruk" ambil makanan. Karena sebutir nasi, ada sejuta keringat dari petani.and

Komentar

Postingan Populer